7F1A12CF-B89C-4E74-8A2D-1AA32D309AC1.jpeg

Cah kangkung, empal dan sambal terasi buatan Gaudi kini sudah tandas diperut sang suami. Nggak usah ditanya kenapa bisa habis secepet itu, karena Gaudi emang masak porsi satu kali makan ditambah testi dari sang suami sih masakan Gaudi enak pake banget!

“Makasih ya udah masakin aku makan malem.” Sagi buka obrolan lebih dulu. Ini pertama kalinya mereka berdua duduk di ruangan yang sama pada rumahnya. Aneh memang karena sejak kepindahannya, Gaudi dan Sagi emang nggak pernah bertegur sapa meskipun tinggal diatap yang sama.

“Hu um.” Gaudi ngangguk pelan sambil natap kosong gelas wine ditangannya.

“Dy.” Sagi manggil supaya cowok gemini itu natap kearahnya. “Kamu nggak suka ya sama pernikahan ini.” tanyanya langsung to the point.

Jujur Sagi sebenernya takut banget tanya begini, dia takut andaikat Gaudi beneran nggak suka sama pernikahannya dan Sagi nggak ada pilihan selain ngelepas dia sesuai keinginannya. Sumpah Sagi takut banget.

Gaudi nggak jawab, dia cuma diem sambil ngeliatin wajah Sagi yang nunggu jawabannya. Gaudi bingung mau jawab apa, dibilang nggak suka.. tapi nyatanya dia lebih seneng sama hidupnya yang sekarang. Bebas dari kekangan orangtua, semua kebutuhan terpenuhi, dapat ketenangan yang selama ini ia cari, & yg terpenting Gaudi jadi ngerasa disayang.

Tapi kalau di jawab suka pun… nyatanya Gaudi masih belum mau nerima Sagi sebagai suaminya.

“Nggak tau..” lirih Gaudi pelan.

Lega dikit si Sagi karena Gaudi nggak langsung bilang ‘Nggak suka’ tapi leganya cuma setengah.

“Maaf ya, Dy. Kamu tiba-tiba harus nikah sama aku kayak gini. Apalagi pernikahan kita dilaksanain tanpa persiapan, aku ngerti kamu mungkin bingung, nggak siap dan— mungkin dapat pandangan negatif dari orang lain soal pernikahan ini.” ujar Sagi dengan netra mengkilat “Sekali lagi aku minta maaf.” imbuhnya