Gaudi akhirnya sadar juga sama ketidak efektifan motor ninjanya, berawal dari niat untuk membelikan Sagi dan teman sekantor suaminya itu sebuah camilan malam untuk menjadi teman lembur mereka. Gaudi malah kesusahan sendiri dengan makanan pembeliannya.
Area stang motornya udah penuh digantungin kresek makanan, ada dimsum, kebab, kue, dan beberapa minuman berkafein. Gaudi antusias sekali membawanya.
“Aduh, njing.” umpatnya saat kesusahan membelokkan motor menuju area parkir. Kalau bukan demi suami, mana mau Gaudi ngeribetin diri di malem malem begini.
Sukses memarkirkan motor, Gaudi pun langsung bergegas buat nata lagi cemilan yang ia beli. Meskipun beberapa kotak dimsum ada yang udah penyok tapi isinya ga rusak sama sekali kok.
Gaudi sempet heran sama suasana parkiran kantor Sagi yang kosong melompong, padahal kata Sagi.. di kantor semua orang pada lembur kan? Tapi Gaudi acuh aja dan milih buat langsung masuk ke area lebih jauh.
Asing ngayunin langkah menuju pintu masuk dengan kedua tangan penuh kresek jajanan, Gaudi malah salah fokus sama suara seseorang di sekitar area parkir mobil.
“Cie.. soon to be mantu Atmaja cie.” suara itu terdengar sangat familiar di telinga Gaudi, pasalnya sudah hampir satu bulan penuh suara rendah agak berat itu mengisi hari Gaudi.
Dan benar saja, setelah Gaudi memastikan dengan mata kepalanya sendiri.. suara itu benar milik Usagi— suaminya. Cowok itu sedang berjalan menuju mobil lamborghini urus miliknya dengan didampingi wanita beranbut pendek. Dilihat dari gaya dan penampilannya, Gaudi menebak wanita tersebut adalah anak magang yang sebelumnya membuat Gaudi kesal— si user minicekali.
“Mas! jangan gitu ah, aku malu banget waktu ketemu mama kamu kemaren.” balas Mini sambil menutup muka, sepertinya kehadiran Gaudi didekatnya belum disadari oleh Mini maupun Sagi.
“Kenapa malu? Mamaku baik padahal.”