E8431740-3C53-41A2-AC7A-36C6FD2091C3.jpeg

“I'm sure I asked about your favorite restaurant, why did you choose to go here?” tanya Kio, yang mengira tempat bernama Masbarriow adalah sebuah restoran bintang 5 yang memiliki harga fantastis di setiap suapan.

Raefal terkekeh kecil melihat wajah kebingungan Kio. “But truly i really like eat Gultik here” iya, nama sekeren itu nyatanya hanyalah sebuah tempat mangkal abang Gultik yang biasanya berjualan di Blok M. “Di Blok M rame soalnya, tapi disini sepi”

Usut punya usut nama Masbarriow itu diambil dari nama abang penjual Gultik disana, Rio. Ia sering dipanggil pelanggannya Mas Rio atau Abang Rio jadi digabunglah keduanya hingga menjadi nama fancy yang sempat Kio kira Restoran Italia ternama itu.

“Nih bukunya” Rae menyodorkan paperbag bewarna coklat yang didalamnya berisi buku-buku harta karun karya Prof Jo yang sukar dicari.

“Finnally, thankyou Rae” ekspresi kebingungan Kio langsung berubah menjadi excited

“So can i order my food now?” kata Rae karena sejak menginjakkan kaki ditempat ini dia masih belum memilih tempat duduk maupun memesan makanannya.

“Go ahead, pesen apa aja yang lo mau.” Kio mempersilahkan.

Demi apapun, melihat Raefal menggunakan kaos hitam dan celana selutut tak membuat ia seperti pembeli gultik biasa. Ada banyak ciri khas dan pesona old money yang dipancarkan terus menerus dan Makan ditempat seperti ini tak bisa menutupinya.

“Orang-orang kenapa liatin kita ya” kata Raefal tak sadar diri, padahal jika kita berada di pov orang yang berada disekitarnya. Kio yakin penyebabnya karena sosok Raefal sangat ‘eye catching’ .

“Apa karena ada lo ya?”