C7750B67-777F-4653-8426-0897F293D616.jpeg

Mavi tak mengira jika acara makan malam kali ini dihadiri oleh banyak kerabat Mavi. Sepupu, Om, Tante, bahkan keponakannya yang lucu semua hadir merayakan kedatangan Mavi dan pacar barunya yang tengah dinantikan. Harvin bagaikan seorang artis idola yang tengah melakukan jumpa penggemar.

“Pacar kamu loveable banget ya Mas anaknya, liat aja keponakanmu pada suka main sama dia” ujar Bunda Lea pada anak semata wayangnya. Anak yang hatinya baru sembuh karena dipatahkan kekasih lama.

Mavi tentu mengangguk setuju “Anaknya memang baik dan perhatian, the reason i love him”

“Bunda seneng kamu akhirnya bisa buka hati lagi” diraihnya tangan Mavi guna memperdalam ucapan hangatnya. “Kamu harus bahagia ya, nak”

Mavi tak menjawab, ia lebih memilih untuk melihat anak kelahiran Islandia itu lamat lamat, sekejap ada kilatan perasaan bersalah yang Mavi sangat takuti. “Bun… Mavi pengen ngelamar Harvin sebelum balik ke Kanada, Bunda kasih restu kan?”

Sang Bunda tak terkejut, dilihat dari cara pandangnya saja Lea sudah paham betul betapa besar perasaan tulus yang Mavi simpan untuk sang kekasih.. “Memangnya kapan Bunda gak kasih restu ke pilihan kamu?” Lea tanya balik “Pertanyaan yang paling penting sebelum kamu ngelamar anak orang itu bukan restu.. tapi keyakinan kamu.”

“Kamu yakin sudah cinta betul sama Harvin?”

Tak butuh waktu lama bagi Mavi untuk tau jawabannya. Ia cinta, cinta sekali pada lelaki berwajah manis itu. Auranya, kepribadiannya, kebaikannya, ketulusannya— semua soal Harvin sudah berhasil merenggut hatinya. Tapi— Mavi sadar betul ia telah melakukan hal brengsek pada lelaki itu.

Hampir separuh dari hubungan dekatnya dengan Harvin dimanfaatkan untuk mereka ulang kenangannya dengan Rylan—kekasihnya di masa kuliah. Mavi mengira hubungan ini tak akan bertahan lama, hanya bahan aji mumpung karena anak magang ini mungkin akan pergi dalam waktu tiga bulan. Tapi— Mavi salah besar, hari demi hari perasaannya pada Harvin membesar hingga kini tak dapat dibendung lagi. “Cinta Bun, cinta sekali”

“Oh! Damian dan Jony udah datang” Shit! Damian hadir disini? sistem pertahanan dalam diri Mavi langsung aktif memilin satu persatu tamu welcome party… ia harus menemukan Harvin, lalu menyembunyikan permata itu atau lebih baik jika dia dipulangkan?